I made this widget at MyFlashFetish.com.

Jumat, 13 Januari 2012

PROSES PEMBEMTUKAN BUMI

Sebelum itu, mari kita pahami pengertian Bumi:
Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita.

Setelah memahaminya, inilah proses pembentukan bumi dari beberapa teori:
1.Theory Big bang

Teori ini adalh yang paling terkenal gan.
Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.

Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:

1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.

Perubahan di bumi disebabkan oleh perubahan iklim dan cuaca.

2. Teori Kabut Kant-Laplace

Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah banyak berfikir dan melakukan analisis terhadap gejala-gejala alam. Mulai abad ke 18 para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi.
Ingatkah kamu tentang teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere de Laplace (1796)? Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.

3. Teori Planetesimal

Seabad sesudah teori kabut tersebut, muncul teori Planetesimal yang dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton. Teori ini mengungkapkan bahwa pada mulanya telah terdapat matahari asal. Pada suatu ketika, matahari asal ini didekati oleh sebuah bintang besar, yang menyebabkan terjadinya penarikan pada bagian matahari. Akibat tenaga penarikan matahari asal tadi, terjadilah ledakan-ledakan yang hebat. Gas yang meledak ini keluar dari atmosfer matahari, kemudian mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang padat, dan disebut planetesimal. Planetesimal ini dalam perkembangannya menjadi planet-planet, dan salah satunya adalah planet Bumi kita.


Pada dasarnya, proses-proses teoritis terjadinya planet-planet dan bumi, dimulai daribenda berbentuk gas yang bersuhu sangat panas. Kemudian karena proses waktu dan perputaran (pusingan) cepat, maka terjadi pendinginan yang menyebabkan pemadatan (pada bagian luar). Adapaun tubuh Bumi bagian dalam masih bersuhu tinggi.

4. Teori Pasang Surut Gas

Teori ini dikemukakan leh jeans dan Jeffreys, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekati matahari, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-guung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari tadi dan merentang kea rah bintang besar itu.


Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.


Sementara pendinginan berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi matahari pada orbit berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika meraka akan mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan penarikan matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari planet-planet, sehingga lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar mengelilingi planet-planet. peranan yang dipegang matahari dalam membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan peranan bintang besar dalam membentuk planet-planet, seperti telah dibicarakan di atas.

5. Teori Bintang Kembar

Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak itu adalah matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya

Kesimpulan

Ada dua kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan mengenai proses terbentuknya bumi, yaitu:

1. Bumi berasal dari suatu gumpalan kabut raksasa yang meledak dahsyat, kemudian membentuk galaksi dan nebula. Setelah itu, nebula membeku membentuk galaksi Bima Sakti, lalu sistem tata surya.Bumi terbentuk dari bagian kecil ringan yang terlempar ke luar saat gumpalan kabut raksasa meledak yang mendingin dan memadat sehingga terbentuklah bumi.

2. Tiga tahap proses pembentukan bumi, yaitu mulai dari awal bumi terbentuk, diferensiasi sampai bumi mulai terbagi ke dalam beberapa zona atau lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.

tugas

MATERI MK ISD:
SILABUS ISD (download: http://www.ziddu.com/download/16591346/SILABUSMKSOFTSKILLISD.docx.html) Pengantar ( download : http://www.ziddu.com/download/16591241/MATERI-1.docx.html) Penduduk masyarakat dan kebudayaan (download : http://www.ziddu.com/download/16591236/MATERI-2.docx.html) Individu, Keluarga dan Masyarakat (download: http://www.ziddu.com/download/16591242/MATERI-3.docx.html...) Pemuda dan Sosialisasi (download: http://www.ziddu.com/download/16591239/MATERI-4.docx.html) Warga Negara dan Negara (download: http://www.ziddu.com/download/16591237/MATERI-5.docx.html) Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat (download: http://www.ziddu.com/download/16591240/MATERI-6.docx.html) Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan (download: http://www.ziddu.com/download/16591238/MATERI-7.docx.html) Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan (download: http://www.ziddu.com/download/16591243/MATERI-8.docx.html) Prasangka, Deskriminasi dan Etnosentrisme (download: http://www.ziddu.com/download/16591235/MATERI-9.docx.html)
PETUNJUK TUGAS
Petunjuk tugas ISD silahkan download file berikut: (download: http://www.ziddu.com/download/17324716/PETUNJUKTUGASISD.docx.html)
SELAMAT MENGERJAKAN.. SEMOGA SUKSES

Selasa, 10 Januari 2012

tingkat kemacetan

Master Theses from JBPTITBPP / 2009-06-17 15:58:51
Oleh : MUHAMMAD ABETO (NIM. 24006079), S2 - Development Studies
Dibuat : 2008, dengan 10 file

Keyword : kemacetan lalu-lintas, derajat kejenuhan jalan, system dynamics, sistem transportasi, angkutan uumum massal. traffic congestion, road degree of saturation, system dynamics, transportation system, mass public transport.

Kemacetan lalu-lintas kini telah menjadi pemandangan sehari-hari di kota-kota besar di Indonesia dan telah menjadi sebuah persoalan pembangunan yang kompleks dan relatif sulit diselesaikan baik di tingkat lokal daerah maupun secara nasional. Seiring dengan berjalannya waktu, pada saat ini persoalan kemacetan lalu-lintas pun mulai menggejala di kota-kota yang berskala lebih kecil di Indonesia. Salah satu kota di Indonesia yang mulai mengalami gejala tersebut adalah Kota Bandarlampung yang merupakan ibukota Propinsi Lampung. Gejala tersebut dari tahun ke tahun semakin terlihat yang ditandai dengan angka derajat kejenuhan jalan (sebagai indikator tingkat kemacetan) yang menunjukkan trend terus meningkat. Trend tersebut mengindikasikan bahwa Kota Bandarlampung sangat berpotensi mengalami kemacetan lalu-lintas pada beberapa tahun ke depan apabila tidak ada upaya-upaya berupa kebijakan-kebijakan yang tepat untuk mengantisipasi dan mengendalikannya. Pemerintah Kota Bandarlampung baru-baru ini melontarkan rencana pembangunan jalan layang (fly over) yang bertujuan untuk mengantisipasi kemacetan lalu-lintas di Kota Bandarlampung pada beberapa tahun ke depan.

Dengan latar belakang persoalan tersebut di atas, tesis ini berupaya untuk menganalisis dan membahas perilaku lalu-lintas di Kota Bandarlampung dengan menggunakan pendekatan metodologi system dynamics. Tesis ini mencoba untuk mengurai persoalan kemacetan lalu-lintas dari sudut pandang kesisteman. Transportasi adalah sebuah sistem yang di dalamnya ada beberapa sistem-sistem yang lebih kecil yang mempunyai hubungan timbal-balik dan saling mempengaruhi antara satu sistem dengan sistem lainnya. Paling tidak ada 3 sistem yang melingkupi sistem transportasi yaitu: sistem aktivitas (antara lain: populasi dan kegiatan ekonomi), sistem sarana dan prasarana (antara lain: jalan dan kendaraan), dan sistem pergerakan (antara lain: volume lalu-lintas dan waktu tempuh perjalanan).

Tesis ini memfokuskan persoalan pada perilaku derajat kejenuhan jalan di Kota Bandarlampung yang menunjukkan trend terus meningkat dari tahun ke tahun. Sehingga pemodelan dengan menggunakan pendekatan system dynamics ini dibuat dalam rangka memprediksi perilaku derajat kejenuhan jalan ke depan serta membuat dan menguji beberapa skenario intervensi kebijakan, baik yang telah direncanakan oleh Pemerintah Kota Bandarlampung maupun yang belum, yang bertujuan untuk menekan dan mengendalikan laju pertumbuhan derajat kejenuhan jalan di Kota Bandarlampung sampai pada satu level yang aman dari terjadinya kemacetan lalu-lintas.

Dari hasil simulasi model berdasarkan skenario-skenario di atas dan membandingkan perilaku variabel yang diuji dengan pola referensinya (skenario dasar/tanpa adanya kebijakan apapun) maka dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Pertambahan derajat kejenuhan jalan di Kota Bandarlampung menunjukkan trend terus meningkat dari tahun ke tahun berdasarkan hasil penelitian ini dapat terjadi disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut: (a) laju pertumbuhan kendaraan di Kota Bandarlampung yang cukup tinggi dalam 6 tahun terakhir ini, terutama sepeda motor dan angkot, yang tidak diimbangi adanya penambahan kapasitas jalan yang ada dalam 6 tahun terakhir; (b) adanya faktor hambatan samping jalan (faktor pengurangan kapasitas jalan yang diakibatkan oleh kegiatan sisi jalan seperti pejalan kaki, penghentian angkot dan kendaraan lainnya, kendaraan masuk dan keluar sisi jalan dan kendaraan lambat) yang cukup tinggi akibat kurangnya kedisiplinan pengguna jalan dan kurangnya kualitas aparat di bidang transportasi dalam pengelolaan transportasi dan penegakan aturan yang ada. Hambatan samping ini semakin besar seiring dengan semakin bertambahnya jumlah angkot (angkutan kota) di Kota Bandarlampung. (2) Fenomena kemacetan lalu-lintas seperti yang dialami kota-kota besar di Indonesia saat ini, berdasarkan hasil simulasi model dalam tesis ini diprediksi akan terjadi dan dialami oleh Kota Bandarlampung pada beberapa tahun ke depan, yang ditandai dengan perilaku/trend terus tumbuhnya angka derajat kejenuhan jalan-jalan di Kota Bandarlampung, apabila tidak ada penerapan kebijakan-kebijakan yang dapat mengantisipasi dan mengatasi munculnya persoalan tersebut sejak dini. (3) Penerapan kebijakan-kebijakan alternatif berupa kebijakan untuk membangun dan mengembangkan sistem angkutan umum massal yang dilanjutkan dengan kebijakan pembatasan umur kendaraan dan pembuatan lajur khusus sepeda motor, yang bertujuan untuk mengendalikan dan mengerem laju pertambahan kendaraan (terutama kendaraan pribadi) di Kota Bandarlampung, berdasarkan analisis hasil simulasi model adalah kebijakan alternatif yang dapat mengendalikan dan mengatasi persoalan kemacetan dalam jangka panjang. Hal tersebut ditunjukkan dengan perilaku derajat kejenuhan jalan berdasarkan hasil simulasi dapat dipertahankan pada level yang aman dari kemacetan.
ANALISIS TINGKAT KEMACETAN LALU-LINTAS DI KOTA BANDARLAMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SYSTEM DYNAMICS

ANALYSIS ON TRAFFIC CONGESTION IN BANDARLAMPUNG: A SYSTEM DYNAMICS APPROACH
Master Theses from JBPTITBPP / 2009-06-17 15:58:51
Oleh : MUHAMMAD ABETO (NIM. 24006079), S2 - Development Studies
Dibuat : 2008, dengan 10 file

Keyword : kemacetan lalu-lintas, derajat kejenuhan jalan, system dynamics, sistem transportasi, angkutan uumum massal. traffic congestion, road degree of saturation, system dynamics, transportation system, mass public transport.

Kemacetan lalu-lintas kini telah menjadi pemandangan sehari-hari di kota-kota besar di Indonesia dan telah menjadi sebuah persoalan pembangunan yang kompleks dan relatif sulit diselesaikan baik di tingkat lokal daerah maupun secara nasional. Seiring dengan berjalannya waktu, pada saat ini persoalan kemacetan lalu-lintas pun mulai menggejala di kota-kota yang berskala lebih kecil di Indonesia. Salah satu kota di Indonesia yang mulai mengalami gejala tersebut adalah Kota Bandarlampung yang merupakan ibukota Propinsi Lampung. Gejala tersebut dari tahun ke tahun semakin terlihat yang ditandai dengan angka derajat kejenuhan jalan (sebagai indikator tingkat kemacetan) yang menunjukkan trend terus meningkat. Trend tersebut mengindikasikan bahwa Kota Bandarlampung sangat berpotensi mengalami kemacetan lalu-lintas pada beberapa tahun ke depan apabila tidak ada upaya-upaya berupa kebijakan-kebijakan yang tepat untuk mengantisipasi dan mengendalikannya. Pemerintah Kota Bandarlampung baru-baru ini melontarkan rencana pembangunan jalan layang (fly over) yang bertujuan untuk mengantisipasi kemacetan lalu-lintas di Kota Bandarlampung pada beberapa tahun ke depan.

Dengan latar belakang persoalan tersebut di atas, tesis ini berupaya untuk menganalisis dan membahas perilaku lalu-lintas di Kota Bandarlampung dengan menggunakan pendekatan metodologi system dynamics. Tesis ini mencoba untuk mengurai persoalan kemacetan lalu-lintas dari sudut pandang kesisteman. Transportasi adalah sebuah sistem yang di dalamnya ada beberapa sistem-sistem yang lebih kecil yang mempunyai hubungan timbal-balik dan saling mempengaruhi antara satu sistem dengan sistem lainnya. Paling tidak ada 3 sistem yang melingkupi sistem transportasi yaitu: sistem aktivitas (antara lain: populasi dan kegiatan ekonomi), sistem sarana dan prasarana (antara lain: jalan dan kendaraan), dan sistem pergerakan (antara lain: volume lalu-lintas dan waktu tempuh perjalanan).

Tesis ini memfokuskan persoalan pada perilaku derajat kejenuhan jalan di Kota Bandarlampung yang menunjukkan trend terus meningkat dari tahun ke tahun. Sehingga pemodelan dengan menggunakan pendekatan system dynamics ini dibuat dalam rangka memprediksi perilaku derajat kejenuhan jalan ke depan serta membuat dan menguji beberapa skenario intervensi kebijakan, baik yang telah direncanakan oleh Pemerintah Kota Bandarlampung maupun yang belum, yang bertujuan untuk menekan dan mengendalikan laju pertumbuhan derajat kejenuhan jalan di Kota Bandarlampung sampai pada satu level yang aman dari terjadinya kemacetan lalu-lintas.

Dari hasil simulasi model berdasarkan skenario-skenario di atas dan membandingkan perilaku variabel yang diuji dengan pola referensinya (skenario dasar/tanpa adanya kebijakan apapun) maka dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Pertambahan derajat kejenuhan jalan di Kota Bandarlampung menunjukkan trend terus meningkat dari tahun ke tahun berdasarkan hasil penelitian ini dapat terjadi disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut: (a) laju pertumbuhan kendaraan di Kota Bandarlampung yang cukup tinggi dalam 6 tahun terakhir ini, terutama sepeda motor dan angkot, yang tidak diimbangi adanya penambahan kapasitas jalan yang ada dalam 6 tahun terakhir; (b) adanya faktor hambatan samping jalan (faktor pengurangan kapasitas jalan yang diakibatkan oleh kegiatan sisi jalan seperti pejalan kaki, penghentian angkot dan kendaraan lainnya, kendaraan masuk dan keluar sisi jalan dan kendaraan lambat) yang cukup tinggi akibat kurangnya kedisiplinan pengguna jalan dan kurangnya kualitas aparat di bidang transportasi dalam pengelolaan transportasi dan penegakan aturan yang ada. Hambatan samping ini semakin besar seiring dengan semakin bertambahnya jumlah angkot (angkutan kota) di Kota Bandarlampung. (2) Fenomena kemacetan lalu-lintas seperti yang dialami kota-kota besar di Indonesia saat ini, berdasarkan hasil simulasi model dalam tesis ini diprediksi akan terjadi dan dialami oleh Kota Bandarlampung pada beberapa tahun ke depan, yang ditandai dengan perilaku/trend terus tumbuhnya angka derajat kejenuhan jalan-jalan di Kota Bandarlampung, apabila tidak ada penerapan kebijakan-kebijakan yang dapat mengantisipasi dan mengatasi munculnya persoalan tersebut sejak dini. (3) Penerapan kebijakan-kebijakan alternatif berupa kebijakan untuk membangun dan mengembangkan sistem angkutan umum massal yang dilanjutkan dengan kebijakan pembatasan umur kendaraan dan pembuatan lajur khusus sepeda motor, yang bertujuan untuk mengendalikan dan mengerem laju pertambahan kendaraan (terutama kendaraan pribadi) di Kota Bandarlampung, berdasarkan analisis hasil simulasi model adalah kebijakan alternatif yang dapat mengendalikan dan mengatasi persoalan kemacetan dalam jangka panjang. Hal tersebut ditunjukkan dengan perilaku derajat kejenuhan jalan berdasarkan hasil simulasi dapat dipertahankan pada level yang aman dari kemacetan.
ANALISIS TINGKAT KEMACETAN LALU-LINTAS DI KOTA BANDARLAMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SYSTEM DYNAMICS

ANALYSIS ON TRAFFIC CONGESTION IN BANDARLAMPUNG: A SYSTEM DYNAMICS APPROACH
Master Theses from JBPTITBPP / 2009-06-17 15:58:51
Oleh : MUHAMMAD ABETO (NIM. 24006079), S2 - Development Studies
Dibuat : 2008, dengan 10 file

Keyword : kemacetan lalu-lintas, derajat kejenuhan jalan, system dynamics, sistem transportasi, angkutan uumum massal. traffic congestion, road degree of saturation, system dynamics, transportation system, mass public transport.

Kemacetan lalu-lintas kini telah menjadi pemandangan sehari-hari di kota-kota besar di Indonesia dan telah menjadi sebuah persoalan pembangunan yang kompleks dan relatif sulit diselesaikan baik di tingkat lokal daerah maupun secara nasional. Seiring dengan berjalannya waktu, pada saat ini persoalan kemacetan lalu-lintas pun mulai menggejala di kota-kota yang berskala lebih kecil di Indonesia. Salah satu kota di Indonesia yang mulai mengalami gejala tersebut adalah Kota Bandarlampung yang merupakan ibukota Propinsi Lampung. Gejala tersebut dari tahun ke tahun semakin terlihat yang ditandai dengan angka derajat kejenuhan jalan (sebagai indikator tingkat kemacetan) yang menunjukkan trend terus meningkat. Trend tersebut mengindikasikan bahwa Kota Bandarlampung sangat berpotensi mengalami kemacetan lalu-lintas pada beberapa tahun ke depan apabila tidak ada upaya-upaya berupa kebijakan-kebijakan yang tepat untuk mengantisipasi dan mengendalikannya. Pemerintah Kota Bandarlampung baru-baru ini melontarkan rencana pembangunan jalan layang (fly over) yang bertujuan untuk mengantisipasi kemacetan lalu-lintas di Kota Bandarlampung pada beberapa tahun ke depan.

Dengan latar belakang persoalan tersebut di atas, tesis ini berupaya untuk menganalisis dan membahas perilaku lalu-lintas di Kota Bandarlampung dengan menggunakan pendekatan metodologi system dynamics. Tesis ini mencoba untuk mengurai persoalan kemacetan lalu-lintas dari sudut pandang kesisteman. Transportasi adalah sebuah sistem yang di dalamnya ada beberapa sistem-sistem yang lebih kecil yang mempunyai hubungan timbal-balik dan saling mempengaruhi antara satu sistem dengan sistem lainnya. Paling tidak ada 3 sistem yang melingkupi sistem transportasi yaitu: sistem aktivitas (antara lain: populasi dan kegiatan ekonomi), sistem sarana dan prasarana (antara lain: jalan dan kendaraan), dan sistem pergerakan (antara lain: volume lalu-lintas dan waktu tempuh perjalanan).

Tesis ini memfokuskan persoalan pada perilaku derajat kejenuhan jalan di Kota Bandarlampung yang menunjukkan trend terus meningkat dari tahun ke tahun. Sehingga pemodelan dengan menggunakan pendekatan system dynamics ini dibuat dalam rangka memprediksi perilaku derajat kejenuhan jalan ke depan serta membuat dan menguji beberapa skenario intervensi kebijakan, baik yang telah direncanakan oleh Pemerintah Kota Bandarlampung maupun yang belum, yang bertujuan untuk menekan dan mengendalikan laju pertumbuhan derajat kejenuhan jalan di Kota Bandarlampung sampai pada satu level yang aman dari terjadinya kemacetan lalu-lintas.

Dari hasil simulasi model berdasarkan skenario-skenario di atas dan membandingkan perilaku variabel yang diuji dengan pola referensinya (skenario dasar/tanpa adanya kebijakan apapun) maka dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Pertambahan derajat kejenuhan jalan di Kota Bandarlampung menunjukkan trend terus meningkat dari tahun ke tahun berdasarkan hasil penelitian ini dapat terjadi disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut: (a) laju pertumbuhan kendaraan di Kota Bandarlampung yang cukup tinggi dalam 6 tahun terakhir ini, terutama sepeda motor dan angkot, yang tidak diimbangi adanya penambahan kapasitas jalan yang ada dalam 6 tahun terakhir; (b) adanya faktor hambatan samping jalan (faktor pengurangan kapasitas jalan yang diakibatkan oleh kegiatan sisi jalan seperti pejalan kaki, penghentian angkot dan kendaraan lainnya, kendaraan masuk dan keluar sisi jalan dan kendaraan lambat) yang cukup tinggi akibat kurangnya kedisiplinan pengguna jalan dan kurangnya kualitas aparat di bidang transportasi dalam pengelolaan transportasi dan penegakan aturan yang ada. Hambatan samping ini semakin besar seiring dengan semakin bertambahnya jumlah angkot (angkutan kota) di Kota Bandarlampung. (2) Fenomena kemacetan lalu-lintas seperti yang dialami kota-kota besar di Indonesia saat ini, berdasarkan hasil simulasi model dalam tesis ini diprediksi akan terjadi dan dialami oleh Kota Bandarlampung pada beberapa tahun ke depan, yang ditandai dengan perilaku/trend terus tumbuhnya angka derajat kejenuhan jalan-jalan di Kota Bandarlampung, apabila tidak ada penerapan kebijakan-kebijakan yang dapat mengantisipasi dan mengatasi munculnya persoalan tersebut sejak dini. (3) Penerapan kebijakan-kebijakan alternatif berupa kebijakan untuk membangun dan mengembangkan sistem angkutan umum massal yang dilanjutkan dengan kebijakan pembatasan umur kendaraan dan pembuatan lajur khusus sepeda motor, yang bertujuan untuk mengendalikan dan mengerem laju pertambahan kendaraan (terutama kendaraan pribadi) di Kota Bandarlampung, berdasarkan analisis hasil simulasi model adalah kebijakan alternatif yang dapat mengendalikan dan mengatasi persoalan kemacetan dalam jangka panjang. Hal tersebut ditunjukkan dengan perilaku derajat kejenuhan jalan berdasarkan hasil simulasi dapat dipertahankan pada level yang aman dari kemacetan.

codes

Senin, 09 Januari 2012

MASALAH DAN POTENSI GENERASI MUDA

Masalah dan Potensi Generasi Muda

Generasi muda adalah the leader of tomorrow.Mengapa demikian?Hal ini dikarenakan generasi pemuda adalah penerus bangsa yang akan memimpin suatu bangsa kelak di masa yang akan datang.Mereka memiliki tanggung jawab untuk menjada serta mengubah nasib suatu bangsa apakah menjadi lebih baik dari sebelumnya atau mungkin sebaliknya.Generasi muda harus memiliki semangat dan kemauan untuk membangun bangsa dengan cara menggali potensi serta bakat yang dimilikinya.Dalam berbagai aspek pemuda memiliki peran yang penting misalnya sebagai pelopor perubahan bangsa demi kepentingan bersama yang telah diimpikan seluruh bangsa.Namun ternyata masalah dan potensi generasi muda masih memprihatinkan karena berketidaksinambungan.



Saat ini generasi muda telah terlena dengan gemerlapnya dunia yang semakin maju,tetapi tidak diimbangi dengan nilai moral yang seharusnya dimiliki seluruh generasi muda.Kita bisa lihat contohnya maraknya pengonsumsian narkoba & minuman keras, pergaulan bebas,tawuran,serta tindakan kriminalitas lainnya.Hal ini bisa terjadi diakibatkan kurangnya kesadaran dan kepedulian seluruh pihak atas nasib dari generasi muda dewasa ini.
Apalagi ditambah pendidikan dan pembinaan terhadap generasi muda yang semakin terpuruk padahal hal ini mampu menjadi generator potensial bagi generasi muda.Sehingga tak dapat dipungkiri kualitas SDM generasi muda kita sulit sekali untuk bersaing dengan generasi muda di negara lain yang memiliki penunjang yang lebih baik.
Potensi generasi muda sangat meyakinkan jika bisa disalurkan dengan cara yang baik dan benar.Terkadang mereka tersesat bagaimana menunjukkan potensi minat dan bakat yang mereka miliki.Seharusnya seluruh lapisan masyarakat memberikan partisipasinya terutama pemerintah yang tentunya diharapkan mengambil andil dalam permasalahan ini. Dibutuhkan beberapa fasilitas sebagai wadah potensi dan aspirasi generasi muda,seperti adanya karang taruna,organisasi penunjang para pemuda,atau mungkin dengan mengadakan program-program yang dapat menambah daya kualitas serta wawasan generasi muda.Hal penting yang juga harus ditanamkan sejak dini pada generasi muda,yakni iman dan taqwa sebagai pedoman moral dari setiap insan.Sehingga bibit-bibit penerus bangsa benar-benar mampu beraksi dengan layak dalam mendukung pembangunan bangsa yang selama ini terseok-seok.Semangatlah terus wahai para calon pemimpin bangsa!
SUMBER:http://vinaloves.blogspot.com/2011/11/masalah-dan-potensi-generasi-muda.html
 

Design By:
SkinCorner